Advertise Here

Sunday, 18 December 2016

Unknown

SEJARAH DUSUN BELO


Dusun belo adalah bagian dari pemekaran wilayah Desa Rembes. Dan Desa Rembes adalah salah satu desa dari Kecamatan Bringin. Dahulu kala, Dusun Belo adalah sebuah hutan belantara. Namun, Ketika Mbah Djokerto dan Mbah Durnodito datang mereka kemudian memutuskan untuk melakukan Babat Alas. Mbah Durnodito memiiki nama lain yaitu Raden Pethak. Mbah Djokerto dan Mbah Durnodito adalah kakak beradik, keduanya berasal dari salah satu kerajaan di Solo.
             
Mereka merupakan seorang wali, keduanya mengembara hingga menemukan tempat yang sekarang ini menjadi desa Belo. Ketika membuka hutan, mereka berdua melihat sebuah kolam atau telaga yang kecil dan berlumpur mereka menyebutnya (Mbel ) dan di dekatnya ada pohon (Lo) menurut cerita pohon Lo ini hampir mirip dengan pohon beringin. Kemudian mereka memutuskan untuk memberi nama dusun kami dengan sebutan MBELO atau (BELO).
              
Ketika proses Babat Alas belum selesai dilakukan, keduanya melakukan tirakat dengan berpuasa. Karena persediaan makanan yang kurang mencukupi, mereka hanya membawa bekal jagung sebanyak 10 belah (10 buah). Dan mereka memakannya sebanyak 1 biji perorangnya setiap harinya ketika meraka sudah merasa lapar. Dan mereka memakan jagung tersebut dengan air minum saja, hingga mereka selesai melakukan Babat Alas.
              
Mereka mencoba menanam beberapa tanaman seperti jagung, ketela pohon, dan padi agar ketika panen, mereka memiliki persediaan makanan. Mereka menanam tanaman tersebut sebab, menurut mereka hanya tanaman tersebut yang mudah di tanam, perawatannya mudah, dan cepat untuk di panen. Setelah selesai melakukan Babat Alas, Mbah Durnodito memutuskan untukberpisah dengan Mbah Djokerto. Mbah Durnodito pindah ke tempat lain dan membuka lahan baru yang letaknya bersebelahan dengan Dusun Belo.
              
Mereka menikah dengan putri dari keturunan wali juga. Namun tidak diketahui identitas dari istri keduanya. Sejak saat itu, Dusun belo Mulai ramai karena adanya keturunan-keturunan mereka. Diantaranya ada Mbah Sadeli, Mbah Sayid, Mbah Sumarto, Mbah Warji, Mbah Wereo Rejo, Mbah Tohari (menjadi kyai pertama di Dusun Belo selepas Mbah Durnodito dan Mbah Djokerto meninggal dunia).

              
Dari sejak zaman dahulu hingga saat ini, di Dusun kami tidak pernah ada yang namanya kesenian. Karena, Cikal bakal (sesepuh) zaman dahulu tidak menyukainya. Biarpun ada yang mencoba membuat grup seni atau membayar pertunjukan seni maka rencana tersebut akan gagal. Entah dengan alasan apa tapi cikal bakal dusun kami itu hanya menginginkan agar penduduk desa tidak terpengaruh dengan apapun.

Sunday, 18 September 2016

Unknown

qurban

Hari raya qurban





Tuesday, 13 September 2016

Unknown

Manfaat Qurban bagi diri sendiri

Manfaat Qurban bagi diri sendiri


1. Memupuk rasa empati
Hikmah di balik berkurban adalah melatih kita untuk memiliki sikap kepedulian sosial. Kita yang selama ini memiliki kelebihan harta maka sudah seharusnya menyisihkan sebagian untuk di korbankan dalam wujud binatang ternak untuk kemudian dagingnya akan di konsumsi oleh banyak orang yang membutuhkan.
2. Melatih diri untuk menjadi dermawan
Seseorang yang menjadi pribadi yang dermawan perlu dilatih hingga menjadi kebiasaan. Menjadi dermawan dalam kebaikan sangat baik dan banyak manfaatnya. Untuk bisa menjadi dermawan perlu di latih terus-menerus dan tidak hanya sekali dua kali saja melainkan terus dilakukan hingga menjadi kebiasaan. Jika kita sudah sering bersedekah harta mungkin bisa di tingkatkan dengan berqurban di waktu hari raya idul adha.
3. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah
Berqurban adalah salah satu perintah Allah yang jelas di cantumkan di Al-qur’an. Dalam manfaat memeluk agama islam, ibadah qurban akan menjaga bahkan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah. Sehingga kita akan memiliki iman yang semakin kuat dan tidak mudah mengikuti hawa nafsu.
4. Bekal pahala di hari akhir
Tentu saja ibadah qurban akan menjadi amal baik yang akan di catat oleh malaikat. Ibadah qurban yang semata-mata ikhlas dilakukan sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah akan mendapatkan pahala yang setimpal. Pahala inilah yang nantinya akan menyelamatkan kita di hari akhir kelak.
5. Membangun sikap solidaritas
Saat berqurban, sebaiknya juga membaur dengan orang lain dalam proses penerimaan, penyembelihan, dan membagikan hewan kurban. Ada hikmah lain yang bisa didapat dalam kegiatan kurban ini. Manfaat hidup rukun, saat kegiatan qurban akan membuat kita saling bekerjasama dalam melakukan ibadah ini, setiap apa yang kita lakukan akan menjadi amalan baik. Oleh karena itu akan membuat kita, lebih bisa bersosialisasi dan berhubungan baik dengan orang lain.
6. Rezeki kita menjadi berkah
Saat kita berkurban menjadi salah satu upaya untuk menjadikan apa yang selama ini kita kumpulkan, harta benda yang kita miliki menjadi berkah dengan menggunakannya untuk ibadah. Bahkan manfaat qurban, akan membahagiakan orang lain dalam jalan keislaman.
7. Menjauhkan diri dari sikap tamak
Berkurban membutuhkan banyak syarat yang harus dipenuhi, mulai dari orang tersebut harus mampu, hingga mau melakukannya adalah hal yang tidak mudah. Sebagaian dari kita mungkin ada yang mampu namun tidak mau. Oleh karena itu ketika kita mau untuk berkurban, itu sudah membuktikan kita tidak terlalu tergila-gila dengan harta dan susah untuk mengeluarkannya. Manfaat agama terutama islam, akan membuang sifat serakah yang ada di dalam diri dengan ikhlas dalam berqurban.

Bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Allah yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan. 



Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, serta mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.





 TAG: Belo Rembes,Belo,Rembes,Tentang Belo

Wednesday, 31 August 2016

Unknown

Jalan Sehat Desa.Rembes





 Video Jalan Sehat Desa.Rembes dalam rangka HUT RI KE-71

Tuesday, 23 August 2016

Unknown

JALAN SEHAT DESA REMBES MEMPERINGATI HUT RI KE -71












Desa Rembes Kecamatan Beringin mengadakan kegiatan jalan sehat untuk peringati HUT RI Ke-71. Lebih dari seribu masyarakat Desa Rembes yang terdiri dari Masyarakat Desa dan Aparatur Desa mengikuti jalannya kegiatan jalan Sehat Minggu (21/8) pagi.


Dalam sambutannya Kepala Desa Rembes Bu Nur Arifah menyapaikan, kegiatan jalan sehat ini sengaja diselenggarakan untuk memperingati HUT RI Ke-71. “Walaupun kegiatan ini baru pertama kali kita adakan, tapi alhamdulillah lancar dan ini adalah acara besar-besaran. Rencananya kegiatan seperti ini akan kita agendakan setahun sekali untuk memperingati HUT RI. Semoga tahun depan acaranya lebih meriah lagi dan hadiahnya tambah banyak. MERDEKA!” Ucap Ibu Kades.


Rute Kegiatan Jalan Sehat ini dimulai Start dari PAUD Watugimbal, Adapun hadiah yang diserahkan kepada peserta jalan sehat, terdiri dari Toples, Buku, Sarimi, Tepak dan banyak lagi yang diberikan melalui proses undian dengan kupon berhadiah khusus, dimana sebelumnya kupon ini telah dibagikan oleh panitia jalan sehat.
Ketua Panitia, menambahkan, ” Saya berharap kegiatan ini akan terus mengalami peningkatan, karena seiring dengan antusiasnya pemuda Karang Taruna dan masyarakat Desa Rembes dalam menyambut HUT RI cukup baik dan maksimal, semoga tahun-tahun berikutnya acara kita akan lebih meriah lagi” tambahnya.


Ketua panitia menambahkan kegiatan ini terlaksana berkat dukungan dari kepala desa serta seluruh anggota Karang Taruna Desa Rembes. “kami juga mengadakan berbagai perlombaan, dari seluruh kegiatan ini baik anak-anak, dewasa maupun orang tua sangat antusiasi mengikuti seluruh kegiatan, harapan kami semoga tahun berikutnya masyrakat tetap berpartisi kembali dalam kegiatan HUT RI mendatang” Pungkasnya (AS)















Wednesday, 1 June 2016

Unknown

UNGGAHAN DUSUN BELO


Sebelumnya saya memosting tentang SUSUNAN PENGURUS MI NURUL HUDA kali ini saya memosting tentang NYADRAN & UNGGAHAN/APEMAN . Bulan puasa tinggal hitungan jam. satu minggu sebelum datangnya bulan suci ini berbagai daerah di Jawa dan Sumatera kita jumpai berbagai bentuk ritual sadranan atau biasa disebut nyadran atau ruwahan atau megengan, karena dilaksanakan pada bulan Ruwah dalam hitungan kalender Islam Jawa. Pusat-pusat kegiatan nyadran yang ditandai nuansa religius magis dengan ritual-ritual khas itu adalah tempat-tempat yang dikeramatkan masyarakat, terutama makam leluhur atau tokoh besar yang banyak berjasa bagi syiar agama Islam pada masa lampau.


 Tradisi yang hingga saat ini masih berlangsung di kalangan masyarakat desa dan bahkan kota itu mempunyai makna simbolis, yakni menguatnya hubungan diri orang Jawa dengan para leluhur yang telah mendahului, hubungan dengan sesama, dan hubungan  dengan Tuhan Yang Mahakuasa. Tradisi nyadran intinya berupa ziarah kubur pada bulan Sya’ban (Arab), atau Ruwah dalam kalender Jawa. Tradisi itu  menjadi semacam kewajiban bagi orang Jawa sebagai balas budi terhadap leluhur. Ziarah dengan membersihkan makam leluhur, memanjatkan doa permohonan ampun untuk leluhur, dan tabur bunga tersebut adalah simbol bakti dan ungkapan penghormatan serta terima kasih seseorang sebagai manusia kepada para leluhurnya.



 Makna yang terkandung dalam persiapan puasa di bulan Ramadan adalah agar orang mendapatkan berkah dan ibadahnya diterima Allah. Lewat ritual nyadran, masyarakat Jawa melakukan penyucian diri. Mereka mandi di kolam, mata air, telaga, dan mengunjungi makam leluhur, membersihkan batu-batu nisan dari rumput liar dan ilalang, dan melakukan doa. Meski bentuk kegiatan sama, namun makna nyadran sangat berbeda dengan ziarah kubur. Selain ziarah kubur dalam tradisi nyadran, banyak juga warga yang di bulan Sya’ban atau Ruwah menggelar ruwahan berupa munggahan (berasal dari bahasa Sunda, unggah, yaitu mancat atau menaiki tempat yang lebih tinggi). Umumnya acara ini tak luput dengan Ketan,Apem,Pasum,Gedang/Pisang. Hal tersebut memiliki syimbol atau makna yang terkandung dalam makanan atau jajanan pasar. Yang pertama adalah ;


ambengan


Ketan dengan kata Khata-an’ yang berarti ‘kesalahan’. Secara filosofis, ini bermakna bahwa manusia dituntut agar ingat pada perbuatan salah, yang berawal dari diri sendiri, dan kemudian diharapkan agar terhindar dari kesalahan yang sama.


Apem dengan kata ‘Afwun’ yang berarti ‘permintaan maaf’ atau ‘ampunan’. Tak hanya meminta maaf, apem ini juga dimaknai sebagai simbol agar manusia juga dapat mudah memaafkan kesalahan orang lain.


Pasum dengan kata ‘Fasauma’ yang berarti di wajipkan puasa bulan Ramadan yang diambil dari rukun islam ke 4


Gedang/Pisang yang berarti godaan saat puasa.











Friday, 8 April 2016

Unknown

SUSUNAN PENGURUS MI NURUL HUDA DESA REMBES KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG






                               
                                                        SUSUNAN PENGURUS MI NURUL HUDA
DESA REMBES KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG


                            MASA JABATAN TAHUN 2012-2017

              PELINDUNG:

        1. KEPALA DESA REMBES
        2. L P MA’ARIF NU KEC. BRINGIN
        3. LP MA’ARIF NU KAB. SEMARANG

              PENASEHAT:

        1. KH. KHUMAEDI ABDUL HAMID
        2. KH. M HASYIM ASY’ARI

              KETUA:
          M MUDATSIR, M.SI
           
              WAKIL KETUA:

          1. ROHMAD
          2. M SHODIQ

               SEKRETARIS:

          1. M ARIF HANIFUDDIN, SE
          2. SITI SHOPIAH, AMD

               BENDAHARA:

           1. Dra. SITI QONI’AH
           2. RAKHMATUN, S. Pd I

               SEKSI-SEKSI

              1. PENDIDIKAN:

          1. SUYITNO, S. Pd I
          2. AGUS MAKMUN
          3. K.M MA’SUM
          4. RATIMIN

              2. USAHA:

          1. MISBAKHUL MUNIR
          2. M MA’RUF
          3. MUHSININ
          4. AGUSMANTO
          5. AGUS GANDUL

               3. HUMAS:

          1. M NURHADI
          2. ABDUL HADI
          3. SUSMANTO
          4. SUMALI
          5. ASSIQIN
          6. AHMAD ROFII
          7. SHOPANUDDIN



                                                                                                                  Ditetapkan di : Ungaran
                                                                                                Mengetahui, Pada Tanggal : 03 Januari 2012
                                                                                                    Kasi Mapenda Kemenag Kab. Semarang


                                                                                (-----------------------------)
                                                                                NIP. ------------------------